Kamis, 23 April 2015

Bidadariku Seorang Lesbian 3: Ini Bukan Siasat, Tapi Tekad Meski Terkesan Nekad

Pagi ini aku sengaja berangkat kekantor lebih awal dari biasanya, hampir semalaman aku tak bisa tidur kepikiran bagaimana caranya untuk bisa menjadikan Fly istriku!!

Saat menuju ruangku, aku berpapasan dengan Fly. Wanita manis berwajah sendu ini tengah membetulkan brose coklat didadanya. Fly tertunduk saat mataku menjilat dadanya yang mengintip saat ia tengah mengaitkan peniti di bajunya. Perempuan sintal bertinggi 165 cm ini amat montok. Bagiku Fly amat menggairahkan. Keinginanku untuk menjadikan dia istriku karna dua hal. Fly smart dan masih perawan ting-ting. Meski umurnya sudah 26 tahun dan namun dia belum bersuami, karna memang Fly itu cewe lesbi jadi bagaimana dia bisa bersuami.

Sebenarnya klw dipikir tidak susah untuk wanita secantik dia mendapat suami. Tapi ya karna sifatnya yg menyimpang ini makanya sampai sekarang dia belum menikah juga. Dan aku, lelaki yg sudah jatuh hati padanya sangat terobsesi untuk menjadikannya istriku.

Oh ya, namaku Erick umur 27. Aku pingin cepat-cepat punya istri dan Fly adalah satu-satunya kandidatnya. Oleh sebab itu aku beberapa kali mengajak dan menawarkan dia untuk mau jadi istriku. Namun wanita cantik ini menolak tawaranku.

"Kamu mau dengan saya? Nggak deh!" Dia berkata dengan angkuh menolakku.

"Yah, kita kan sama-sama sudah tua apa salahnya kita menikah?" Tanyaku dengan agak marah.

"Tapi kamu tau kan Rick? Klw aku itu sukanya sama cewe juga, bukan sama cowo?" Tanyanya lagi.

"Aku akan jadikan kamu istriku Fly! Apapun caranya, karna aku sayang banget sama kamu wlwpun kamu seorang lesbi." Balasku.

Berbagai cara udah aku lakukan untuk menarik perhatiannya, klw cowo lain mungkin sudah menyerah karna hampir 8 tahun nguber" cewe ditolak mulu, tapi tidak buatku. Maka pagi ini entah kenapa mendadak muncul ide gila di kepalaku. Kenapa ngga skalian aja aku perkosa dia? Toh dia juga aslinya wanita, jadi bisa hamil klw aku perkosa. Dan mau tak mau, dia pasti akan menikah sama aku.

Fly melirikku dengan sudut matanya. Pagi itu roknya berwarna merah tanah dengan belahan samping, penisku langsung kejang melihat betis putih kemerahan Fly. Fly menatapku dengan pandangan aneh.

Suasana kantor yg masih sepi pada 6.30 pagi membakar birahiku. Kubuntuti Fly yg menaiki tangga secara pelan. Pantatnya begitu montok, CDnya membekas pada Roknya, membentuk segi 3 yg amat ketat. CD yg dipakenya pasti mirip popok.

Fly berhenti beberapa tangga di atasku, hingga aku bisa mengintip bawahnya. Fly seolah merangsangku dg melebarkan kaki hingga 2 batang paha super mulus teronggok menantang. Fly berhenti beberapa saat. Penisku mengeras. Kutarik risletingku, lalu kukeluarkan penisku, hampir mengintip dari celah celanaku. Saat itulah Fly membalik ke arahku. Melihat aku birahi, Fly memalingkan muka, bergegas menuju ruangnya. Jalannya yang tergesa membuat kainnya terangkat, betisnya yg mulus tersingkap, hingga pahanya yg mulus tampak jelas bagiku yg berada di bawahnya. Aku memburunya ke ruangan atas tempat kerja.

Saat aku masuk, kudapati Fly berdiri menatapku dengan sorot matanya yg tajam. Ia berbalik memunggungiku, berjalan menuju jendela. Kupegang tangannya tapi Fly menolakku. Sekali sentak seluruh tubuhnya jatuh dlm rengkuhanku. Fly menggeliat. Perempuan ini memang wangi tubuhnya. Dalam dekapku Fly meronta kuat hingga kusudutkan dia ke tembok. Kutekan penisku tepat pada selangkangnya hingga membuatnya jengah.

Kupaksa Fly menatapku tapi ia memalingkan muka dg mata terpejam & bibir terkatup. Tak ada suara keluar dari mulut tipisnya. Hanya tarikan nafas tertahan menahan malu karena ada dipelukan seorang lelaki yang selalu dia tolak. Tiap kutekan penisku tepat pada selangkangnya, kupastikan penisku terasa olehnya. Kupaksa Fly menatapku agar tahu birahiku padanya bukan hanya sex semata. Fly menunduk, meskipun jiwanya menolak tapi tubuhnya jelas merespon sentuhanku karna kurasakan selangkangnya makin melebar. Ia membiarkanku masuk.

Tubuhnya makin terangkat tinggi, kaki kirinya mengangkang hingga sepatu putihnya hampir lepas, menampakkan tumitnya yg montok dengan jari kaki bulat lentik dan kuku terawat.

Membuat penisku mengejan makin keras cepat pada selangkangnya. Seperti bersetubuh tapi masih berbaju. Saat mata Fly mulai merem melek merasakan kekenyalan penisku pada selangkangnya, mendadak kutarik rok bawahnya ke atas. Tubuhnya kuangkat agak tinggi, lalu kuturunkan celanaku hingga tampak penisku. Kulorot CD Fly. Perempuan itu menamparku saat kucoba memasukkan penisku pada kelaminnya yang mulus dengan sedikit rambut.

"Jangan kurang ajar ya Rick!" Kata Ana dengan ketus.

"Terserah kamu, kamu harus mau melayaniku pagi ini sayang!" Kataku seenaknya tapi penuh gairah terhadap wanita yg sudah aku kagumi sejak 8 tahun yang lalu ini.

Fly mengatupkan paha kuat-kuat. Kuremasi belakang pantat montoknya, hingga merabai pahanya. Fly menarik nafas, selangkangnya terbuka langsung kuhunjam penisku dalam vaginanya. Tak berdaya mempertahankan kehormatannya, Fly pasrah kusetubuhi.

Kudorong penisku ke lubang peranakan Fly, agak susah dan terasa sesak sebab vagina Fly masih rapat dan perawan. Selama ini Fly memang belum pernah pacaran dengan cowo manapun, klw pacaran dengan sesama cewe mungkin sudah puluhan kali kayanya.

Kembali kudorong penisku ke vaginanya. Batang pahanya yg putih mulus memacuku. Vaginanya berdenyut menampung batang penisku.

Fly menatapku dengan takjub tiap kali kuhentak kuat penisku dalam kelaminnya, meskipun dia juga merasa sakit karena baru pertama kali bersetubuh dengan seorang pria. Makin lama goyanganku makin cepat, keras dan kuat.

Muka Fly memerah, menahan birahi tubuhnya. Karna pada dasarnya dia cewe, dan tubuhnya pasti merespone setiap sentuhanku, meskipun jiwanya sedikit menolak. Karna memang cuma jiwanya saja yg sdikit menyimpang, tapi badanya tetaplah seorang perempuan.

Kupegang rambutnyanya, kutarik kuat kepalanya ke belakang. Kubenamkan penisku dalam-dalam di liang kemaluannya, lalu maniku muncrat deras. Fly merintih. Kusemburkan maniku beberapa kali, lalu pelan kucabut penisku sambil menggerakkan nya keluar masuk dalam kemaluan bidadariku ini, memberi sensasi nikmat sexual pada tubuhnya.

Saat kutarik lepas penisku, Fly jatuh terduduk lemas. Dia jongkok, berusaha mengeluarkan tumpahan maniku yg bercampur darah perawannya yang sisanya mengaliri vaginanya. Fly menatapku tajam dengan pandangan marah. Dilemparnya CD nya yg kurobek.

Kemudian Fly menangis, menyesali kejadian yang sudah berlalu. Aku tersenyum penuh kemenangan.

"Gimana mau kan nikah sama aku kan sayang? Besok lusa aku kerumah orang tuamu untuk melamarmu menjadi istriku!" bujukku lagi.

Fly tidak menjawab, peduli amat, yang penting aku sudah bisa membuat sebuah alasan agar dia tak bisa lagi untuk menolaku. Aku berharap Fly hamil, karna yg kutahu saat ini masa suburnya. Aku bisa merasakan dari bahasa tubuhnya, dan cairan yg keluar dari vaginanya tadi saat kami bersetubuh.

Aku bergesas ke tempat kerjaku sebab sudah ramai orang yang datang. Sebelum pergi ku kecup bibirnya.

"Aku tak mau kamu menolaku lagi Fly, karna kutahu sekarang masa suburmu. Dan sebentar lagi kamu pasti hamil calon anaku!" Kataku.

"Ini bukan siasat sayang, tapi ini tekad untuk menjadikanmu miliku meski terkesan terlalu nekad dimatamu. Menikah lh denganku, dan aku janji akan membuatmu merasa menjadi wanita seutuhnya! Karna memang aslimu itu seorang wanita, bukan lesbian!" Lanjutku sambil tersenyum & berlalu menuju ruang kerjaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar