Rabu, 29 April 2015

Bidadariku Seorang lesbian 5: Setelah Kamu Hilang Dari Mataku: Cinta Datang Terlambat.

Aku hanya ingkari kata hatiku saja, tapi mengapa cinta datang terlambat? – Maudy Ayunda “Cinta Datang Terlambat”


(Baca semua cerita sebelumnya)

Aku bangun, mengawali hariku dan mengajak Tuhanku, berbicara. Aku mengatakan kepadaNya, bahwa aku sangat bahagia mengenalmu. Aku sangat bersyukur karena Tuhan pernah mempertemukanku denganmu. Aku terdiam menatapi langit-langit kamarku, kupejamkan mata sambil mereka-reka lagi bagaimana dulu kamu pernah begitu dekat. Ku ingat-ingat lagi bahwa dulu pernah ada kata rindu yang kau ucap walau hanya dalam deretan abjad di layar handphone. Dulu pernah ada kamu yang dengan begitu sabar menunggu cintaku selama lebih dari 8 tahun. Ya, tapi itu dulu, beberapa bulan yang lalu! 

Entah mengapa sekarang semuanya tiba-tiba berubah. Berubah, saat aku baru menyadari bahwa semua yang kau lakukan ternyata berhasil mengubah hidupku. Ternyata, perhatian-perhatian kecil yang sering kau berikan dulu berhasil menyeretku dalam sebuah kubangan bernama ‘cinta’. Aku merindukanmu! Aku merindukan sapaanmu, tawamu, bahkan aku selalu rindu pada lelucon yang kau buat. Aku merindukan semuanya! 

Awalnya semua berjalan biasa saja, awalnya aku tak begitu mempedulikanmu. Aku kira kau hanya seorang yg selalu terobsesi padaku, sebatas itu. Karena aku masih tercekat dengan labelku sebagai seorang butchy. Namun, aku salah! Kamu yang kukira tak akan mampu mengisi kekosongan di labirin-labirin hatiku, nyatanya diam-diam berhasil mengisi kekosongan itu. Ucapanmu dulu yang sering tak ku hiraukan ternyata sekarang menjadi candu yang aku cari-cari keberadaanya.

Aku tahu aku yang salah! Tapi mengapa getar perasaan ini baru terasa di saat kau sudah pergi? Lantas mengapa juga kau harus pergi secepat ini? Apa yang salah?  Apakah aku yang sudah terlalu jahat melukai hati dan harga dirimu? Maafkan aku!!

Meskipun perasaanku tak sedalam (mungkin) perasaanmu. Hanya saja sekarang aku merasa begitu menyesal, sangat menyesal. Bagaimana mungkin aku bisa begitu acuh padamu? Kamu adalah orang yang dulu aku sia-siakan perhatiannya, orang yang dulu tak pernah ku pedulikan usaha kerasnya, yang tak pernah kuperhatikan berbagai macam ‘kodenya’. Cintaku datang terlambat, begitukah? 

Aku merasa ada mozaik di dalam hidupku yang tiba-tiba saja hilang sesaat setelah kepergianmu. Dan kini, aku semakin percaya bahwa kita baru bisa merasakan betapa berharganya seseorang setelah kita kehilangan dia, setelah dia pergi meninggalkan kita.

Setelah kau pergi, aku kembali ke duniaku. Berteman lagi dengan kesepian. Bercumbu lagi dengan kepalsuan. Merapikan lagi ruang-ruang hati yang (lagi-lagi) berantakan oleh orang-orang yang hanya datang tapi untuk pergi, sepertimu.

Jika suatu saat nanti kita kembali bertemu, aku ingin sekali mengatakan;

“Terimakasih sudah pernah datang. Terimakasih karena ternyata kamu adalah pengering luka masa laluku. Ternyata kamu adalah penghadir senyum ditengah tangisanku. Terimakasih.. Terimakasih pada kenangan indah yang kau buat. Aku bahagia kau pernah hadir, aku bahagia karena kau pernah menjadi secuil dari kisah milikku. Bahagiaaaa sekaliiii.. Terimakasih jika kamu sudi tuk mengulang kembali rasa itu denganku! Dan terimakasih untuk sebuah benih yg telah kau tanam di rahimku, meski awalnya aku membencinya namun akhirnya aku sadar bahwa aku ini memang seorang wanita.”

“Aku takut kehilangan seseorang yang (sebenarnya) bukan milikku – dan orang itu adalah kamu”

**********

Aku masih termenung memandang sebuah meja kerja kosong disudut ruang kantor. Di meja itu dulu ada seorang lelaki yg tak pernah lelah untuk mengejar cintaku, entah apa yang ada dipikirannya hingga selama 8 tahun dia tak pernah menyerah untuk mendapatkan perhatian dariku.

Bahkan puncaknya dia nekad datang ke rumah untuk melamarku menjadi istrinya. Aku pikir dia sudah gila, karna aku sudah lebih dari 50 X menolak cintanya. Aku masih berfikir klw aku ini seorang Butchy yg hanya terobsesi dengan sesama wanita sepertiku.

Namun semua sirna, ketika 4 bulan aku tak lagi melihatmu. Kamu pergi setelah aku menolak mentah mentah lamaranmu. Awalnya aku berpikir ini awal dari kebahagiaanku, aku bisa terbebas dari seseorang yg selalu saja menjadi hama di kehidupanku. Tapi ternyata aku salah! Justru aku kini merasakan ada sesuatu yg hilang ketika kamu tak lagi ada di pelupuk mataku.

"Maafin ibu nak! Ibu sudah terlalu jahat kepada ayahmu. Dia pria yang baik, namun ibu justru menyia-nyiakan dia." Gumamku lirih sambil mengelus perutku yg kini mulai nampak membuncit.

Aku kini kembali merasakan kesepian di kehidupanku. Mereka yg dulu aku anggap menyayangiku kini perlahan menjauh, ahhh.. Aku memang bodoh!! Telah menelantarkan perasaan seseorang yg benar benar menyayangiku. 8 tahun bukan waktu yg sebentar untuk menunjukan sebuah ketulusan. Namun aku justru mengusirnya dari kehidupanku.

3 bulan yang lalu..

Aku merasakan perutku sering benkontraksi, dan aku juga sering memuntahkan kembali makanan yang aku makan. Lama kelamaan orang tuaku pun mulai curiga. Dan mereka menyuruhku untuk memeriksakan kesehatanku ke dokter. Dan benar saja, aku hamil! Dan ini anak Erick, karna cuma dia satu satu nya pria yg pernah bercinta denganku. Jujur aku memang sering bercinta, namun dengan sesama wanita! Jadi ngga mungkin juga aku bisa hamil oleh mereka, dan tentu saja ini anak Erick!

"Keterlaluan kamu Fri! Kenapa kamu sampai menolak lelaki itu untuk bertanggung jawab! Kamu sadar ngga klw kamu telah membuat kesalahan besar?" Kata papah geram, ketika menyidangku di ruang keluarga.

"Pah, fri ngga suka dia! Fri ngga suka pria pah! Fri sukanya sama wanita! Fri lesbian pah!" Kataku sambil menahan tangis.

Seperti merasa ditampar, papahku pun mendadak terdiam. Dengan lemas akhirnya Papah duduk kembali di sofanya, sementara mamah hanya bisa terdiam.

"Papah sama mamah selalu maksa Fri buat nikah kan? Dengan alasan ingin punya cucu, skrng Fri kasih cucu buat papah sama mamah. Jadi jangan paksa Fri untuk menikah dengan pria! Toh papah sama mamah tetap akan bisa punya cucu kan?" Kataku lagi.

"Tapi Fri, anak itu tetap harus butuh figur seorang ayah! Apa kamu tega jika nanti dia terlahir sebagai anak yg tak punya ayah?" Tanya mamah.

"Cukup mah! Biar Fri yg tanggung sendiri bagaimana rasanya!" Kataku ketus.

Akhirnya papah dan mamah pun memilih untuk mengalah. Dan aku kembali ke kebiasaanku bergaul dengan sesama wanita. Namun apa yg aku dapat? Perlahan mereka pun menjauh setelah tau klw aku hamil. Aku muak dengan semua ini!

Seiring berjalannya waktu akupun tersadar, jika mereka semua tega meninggalkan ku begitu saja paling ngga anaku nanti takkan pernah tega untuk mencampakkanku. Karna aku ibunya! Aku yg mengandung dan melahirkanya! Dengan harapan itulah aku menepis semua keinginan untuk aborsi.

Dan perlahan tapi pasti aku justru sering memikirkan Erick! Pria yg sudah menitipkan benihnya di rahimku. Meskipun awalnya aku membencinya, namun kini aku justru selalu memikirkannya. Akupun mulai ragu dengan label 'Lesbian' yg aku tempelkan sendiri di diriku. Karna aku sekarang baru sadar, bahwa aku sesungguhnya seorang perempuan yg bisa mengandung & melahirkan anak.

"Dimana kamu Rick? Maafin aku yg udh tega nyakitin hati kamu. Sekarang aku bener bener sadar, klw cuma kamu yg tulus sayang sama aku!"

***********

"Jangan pernah tinggalin mamah yh nak, karna mamah cuma punya kamu seorang. Setelah papahmu pergi!" Kataku lagi sambil mengelus janin yg mulai berkontraksi di perutku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar